Buka Acara : Nampak Kepala DLH Provinsi Kaltim Encek Ahmad Rafiddin Rizal usai memukul gong, tanda acara rakor resmi dibuka. Nampak Bupati Ardiansyah dan perwakilan Forum Koordinasi Pimpinan Daerah mendampingi. (Foto Ronall J Warsa Pro Kutim)
SANGATTA – Acara welcome party Rapat Koordinasi (Rakor) Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup se-Kalimantan Timur (Kaltim) berlangsung hangat di Ruang Meranti Kantor Bupati, pada Senin (23/5/2022) malam.
Bupati Ardiansyah menyambut dengan tangan terbuka kedatangan 200 peserta rakor yang berasal kabupaten/kota se-Kaltim pada acara yang digelar oleh Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kaltim. Ia berharap kegiatan yang berjalan selama dua hari tersebut, dapat memberikan produk yang menjadi bahan bagi Pemerintah Pusat maupun solusi bagi pemerintah daerah.
“Kita di Kaltim tidak bisa memungkiri, karena sejak Kaltim berdiri, seluruh potensi ekonomi daerah tergantung pada alam. Dulu kayu menjadi raja (sumber daya alam) di Kaltim, apalagi jika disebut dengan banjir kap (masyarakat menyebut masa jaya kayu) itu luar biasa. Orang terjun ke sungai mengambil putu labu (kayu gelondongan, red) yang lewat, harganya luar biasa,” terang orang nomor satu di Kutim ini.

Ia mengingat masa lalu, saat Kaltim merupakan penghasil kayu damar yang banyak serta jadi primadona. Dulu Kaltim penghasil tunjuk langit alias tongkat ali (pasak bumi, red). Sekarang nyatanya hanya bisa jadi bahan bernostalgia. Untuk saat ini Kaltim memang masih tetap mengandalkan SDA dalam peningkatan ekonominya.
“Begitu kayu hampir sudah tidak kelihatan, kita masih memanfaatkan batu bara, minyak dan gas bumi. Alhamdulillah masih menjadi primadona untuk menyumbang ke negara,” jelas Ardiansyah Sulaiman di hadapan peserta Rakor.
Termasuk pula pemanfaatan pada sektor pertanian dalam arti luas, seperti halnya perkebunan kelapa sawit yang jadi primadona dan penyumbang untuk devisa negara. Dengan kata lain dari awal hingga sekarang, alam Kaltim masih menjadi penyumbang terbesar. Meskipun realita di lapangan, masyarakat yang senang dan tidak senang dengan kondisi ini bercampur baur.
Ardiansyah menyadari perihal pemanfaatan sumber daya alam, sudah pasti akan berbenturan dengan persoalan-persoalan lingkungan hidup. Hal ini sudah terlihat jelas di depan mata. Bersyukur manfaatnya untuk negara, jika di cek dalam produk-produk andalan penyumbang devisa diantaranya kelapa sawit, minyak dan gas, batu bara dan pariwisata.
“Konsekuensi dari pemanfaatan sumber daya alam ini, sudah barang tentu akan memperlihatkan bagaimana masyarakat Kaltim. Nantinya akan mendapatkan apakah itu dampak, apakah itu hasil. Ini juga berkejar-kejaran antara satu dengan yang lain,” jelas Bupati.
Mengambil contoh perusahan batu bara dengan open pit mining (penambangan permukaan terbuka, red). Ardiansyah Sulaiman mengajak peserta rakor, untuk menilik cekungan-cekungan dan bukaan-bukaan yang begitu banyak.
“Pengaruhnya sudah pasti, begitu kita melihatnya. Ini kondisi yang sengaja dilakukan dalam rangka kita memanfaatkan sumber daya alam. Akan tetapi dibalik itu, kita sebagai abdi negara dan aparat yang punya kewenangan dan bertanggungjawab atas persoalan ini, harus betul-betul memutar otak yang cukup berat. Agar bagaimana pengelolaan alam ini tidak memberikan dampak negatif yang besar terhadap lingkungan,” ujarnya memancing semangat dan kerja perbaikan lingkungan hidup di Kaltim. (kopi5/kopi3)