Lokakarya : Kepala Bappeda Kutim Noviari Noor (kedua dari kanan atas) memaparkan prinsip kerjasama yang telah dilakukan USAID pada lokakarya. (Foto Ronall J Warsa Pro Kutim)
SANGATTA – USAID Sustainable Environmental Governance Across Regions (SEGAR) merupakan proyek yang didanai oleh Badan Pembangunan Internasional Amerika Serikat – USAID dan bekerja sama dengan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas). Untuk wilayah Kalimantan Timur (Kaltim) terdapat tiga kabupaten yang masuk dalam rencana kerjanya. Mulai dari Kutim, Mahulu dan Berau.
Tujuan pertamanya yakni memperkuat tata kelola lingkungan yang inklusif pada wilayah target yuridiksi sub nasional. Melalui konservasi keanekaragaman hayati, pengelolaan hutan, serta penggunaan lahan yang berkelanjutan. Kedua ialah meningkatkan pelaksanaan tujuan keberlanjutan lingkungan dan sosial, pada rantai pasok produksi komoditas berbasis sumber daya alam.
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kutim Noviari Noor menyebutkan, lokakarya yang dilakukan USAID SEGAR dengan Bappeda adalah untuk membahas program, untuk pelaksanaan tahun kedua. Dengan mengacu pada Surat Gubernur Kaltim Nomor 050/1047/B-EKO-BAPP/2022 tentang Pelaksanaan Proyek USAID SEGAR di Kaltim.

“Sebagai mitra kerja pembangunan, tentu mereka senantiasa berkomunikasi dan berkoordinasi dengan Bappeda Kutim. Terkait program-program kerja sama yang disusun, agar selaras dengan visi dan misi pembangunan di daerah,” jelas Noviari.
Pemkab Kutim baru saja menetapkan Rencana Kerja Perangkat Daerah (RKPD) 2023, sehingga ada kaitan erat dengan lokakarya yang diadakan oleh USAID SEGAR bersama dengan Bappeda.
“Ini merupakan momentum tepat untuk menyinergikan program dengan kegiatan daerah. Terutama dalam program pengelolaan hutan, serta penggunaan lahan yang direncanakan USAID SEGAR lewat programnya,” ungkap Kepala Bappeda Kutim.
Perwakilan USAID SEGAR Amin Budihardjo dalam kesempatan tersebut memaparkan jumlah implementasi kegiatan di Kutim, diantara rentang 2021-2022 berjumlah sembilan. Itu lebih baik dibandingkan daerah lainnya di Kaltim. Ada yang jumlah implementasi kegiatan 4 hingga 7.

Capaian dan kemajuan di Kutim karena ditunjang pelaksaan Daya Dukung dan Daya Tampung Lingkungan Hidup (DDTLH), Sistem Pengelolaan Pengaduan Pelayanan Publik Nasional (SP4N) – Layanan Aspirasi dan Pengaduan Online Rakyat (LAPOR), hingga Dana Bagi Hasil (DBH) dan Dana Reboisasi (DR).
“Di mana pemetaan rantai pasok berupa komoditas terpilih yakni kelapa sawit. Untuk desa konservasi mulai dari Karangan Dalam, Tepian Langsat, Sepaso Timur, Senyiur, Tebangan Lembak, Tepian Baru dan Tepian Indah. Dukungan Pemkab ditunjukkan melalui Surat Bupati Kutim Nomor 050/465/EKO-BAPPEDA/III/2022 tentang pelaksanaan hibah proyek USAID SEGAR,” jelasnya. (kopi5/kopi3)