KAUBUN- Lomba Asah Terampil bagi para petani di Kabupaten Kutai Timur (Kutim) terus berlanjut. Kali ini, babak penyisihan zona IV kompetisinya para petani ini dikhususkan bagi zona IV untuk lima kecamatan wilayah pesisir. Yaitu Kecamatan Sangkulirang, Sandaran, Kaliorang, Kaubun dan Karangan (Sangsaka). Lomba yang dipusatkan di Aula Desa Bumi Rapak ini langsung dibuka Bupati Kutim H Ardiansyah Sulaiman, Selasa (19/9/2023). Pembukaan ditandai dengan pemukulan kentongan oleh Bupati didampingi beberapa pejabat lainnya.
Sejumlah pejabat seperti Kadis DTPHP Kutim Dyah Ratnaningrum, Staf Ahli Bupati Roma Malau, Kepala DPMDes Kutim Yuriansyah T, Camat Kaubun Saprani. Berikut unsur Forkopimcam, Kepala UPT dari DTPHT, para petani dan penyuluh, masyarakat serta undangan lainnya.
Bupati Kutim H Ardiansyah Sulaiman sebelum membuka lomba menegaskan, Pemkab Kutim terus fokus mendukung pengembangan pertanian. Sehingga pertanian Kutim, menjadikan pertanian yang berdaulat. Menyejahterakan masyarakat dengan berbagai program pertanian yang tepat sasaran.
“Lomba ini baik karena menjadi wadah mengasah pengetahuan dan inovasi para petani,” sebut Ardiansyah.

Ardiansyah menambahkan, sebenarnya lomba ini sempat dilaksanakan sebelumnya, hanya saja sempat terhenti saat COVID-19 beberapa tahun lalu. Karena menjadi wadah adanya saling tukar menukar ilmu diantara Poktan maka lomba yang sudah ada sejak dulu ini dimulakan kembali. Apalagi petani yang mewakili peserta ada yang wanita, dewasa dan millenial. Tentunya sangat potensial terjadi peningkatan kemampuan keterampilan dan semua inovasi.
Menyinggung soal komoditi pisang Kepok Grecek, Ardiansyah mengisahkan bahwa dulu di awal berdirinya kabupaten, Kutim memiliki banyak pengembangan komoditi. Tak hanya pisang, coklat, karet, lada namun juga lainnya. Namun Bupati menyayangkan komoditi seperti coklat di klaim daerah tetangga.
“Dulu pisang ada hampir di seluruh kecamatan, jadi saya setuju pisang kepok grecek tidak dimiliki satu kecamatan saja, tapi Kutim,” pungkasnya.



Soal sertifikasi, Ardiansyah setuju agar segera dilakukan. Sehingga upaya menegaskan hak kekayaan intelektual yang dimiliki Kutim bisa segera ditindaklanjuti. Tak hanya pisang, tapi juga nanas, salak dan lainnya. Terlebih pisang Kepok Grecek sudah sejak lama dan berhasil dikembangkan di Kutim. Termasuk salak Sangkima yang memiliki rasa sama namun punya keunggulan ukuran yang lebih besar dibanding salak pondoh.
Terakhir Bupati mengucapkan selamat mengikuti asah terampil dan berharap keluar pemenang yang terbaik untuk tampil di final pada Oktober 2023 nanti di Ibukota Kabupaten, Sangatta.
Camat Kaubun Saprani dalam sambutan selamat datangnya menyampaikan terima kasih kepada para pihak yang telah memberikan kepercayaan kepada Kecamatan Kaubun. Sebagai tuan rumah pelaksanaan penyisihan Lomba Asah Terampil Zona IV.
“Kami berharap kegiatan berjalan lancar dan bernilai manfaat bagi masyarakat khususnya petani. Semoga kegiatan ini bisa terus berlanjut,” harapnya.

Kepala DTPHT Kutim Dyah Ratnaningrum menjelaskan bahwa lomba ini selain untuk silaturahmi petani dan PPL, juga mengasah keterampilan serta pengetahuan para petani. Dyah menyebut panitia terus mengevaluasi pelaksanaannya.
“Paling penting adalah junjung tinggi sportivitas. InsyaAllah tidak ada ‘pesanan’ atau kecurangan. Semua mengalir dan insyaAllah 100 persen adil,” kata Dyah.
Terkait pengembangan pertanian, Dyah turut menyampaikan bahwa pihaknya sedang melaksanakan program Good Agricultural Practices (GAP) Indikasi Geografis (IG). GAP IG ini sangat penting untuk menunjang komoditi ekspor. Sebab apabila komoditi ekspor tak didampingi dengan GAP IG atau sertifikasi maka besar kemungkinan produk bisa ditolak. Sebelumnya GAP IG sudah dilaksanakan, namun belum ditindak lanjuti sampai dengan sertifikasi. Maka dari itu kini pihak DTPHT Kutim fokus menyelesaikan hal tersebut.



“Pisang Kepok Grecek beberapa waktu lalu sudah diambil bibitnya oleh daerah seperti Berau dan Kutai Kartanegara. Jangan sampai komoditi yang sudah pertama kali dikembangkan di Kutim menjadi brand daerah lain,” harap Dyah.
Dengan sertifikasi maka nantinya Pisang Kepok Grecek Kutim menjadi brand Kutim. (kopi3)