Kunjungan Dinkes Kutim ke UPTD Puskesmas Kebun Sikolos Padang Panjang. Foto: Yuni/Pro Kutim
PADANG PANJANG – Pada kunjungannya ke UPTD Puskesmas Kebun Sikolos bersama rombongan, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kutai Timur (Dinkes Kutim) dr Bahrani Hasanal, menyampaikan apresiasi atas sambutan hangat dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Padang Panjang Provinsi Sumatera Barat, Jumat (7/11/2024) lalu. Kehadiran Bahrani di Padang Panjang ini merupakan bagian dari upaya belajar dan meniru keberhasilan strategi layanan kesehatan di wilayah tersebut untuk kemudian diterapkan di Kutai Timur.
“Harapannya, kami bisa mengamati, meniru, dan memodifikasi apa yang sudah diterapkan di Kota Padang Panjang. Ini yang nantinya akan kami coba terapkan di Kutai Timur,” ujar Bahrani.
Menurut Bahrani, tantangan pelayanan kesehatan di Kabupaten Kutai Timur jauh lebih besar karena luas wilayahnya yang lebih besar daripada Jawa Barat dan Banten. Dengan kondisi geografis yang luas dan beragam, distribusi pelayanan kesehatan menjadi tantangan tersendiri bagi pihaknya.

“Dalam memeratakan pelayanan kesehatan, kami menghadapi tantangan besar. Kabupaten Kutai Timur memiliki 21 puskesmas, namun untuk mencapai satu puskesmas saja, bisa memakan waktu berjam-jam. Karena itu, kami berharap dapat memperluas jaringan pelayanan kesehatan di masa mendatang. Saat ini, peningkatan pelaporan sudah cukup baik dengan adanya program DPPM (District Public Private Mix),” kata Bahrani.
Dalam upaya meningkatkan kualitas surveilans kesehatan berbasis laboratorium, Bahrani juga menyebutkan bahwa Kutai Timur telah mengoperasikan Tes Cepat Molekuler (TCM) di empat puskesmas dan satu rumah sakit. TCM merupakan metode deteksi yang cepat dan akurat untuk beberapa penyakit, termasuk tuberkulosis (TB), yang menjadi salah satu fokus utama layanan kesehatan di Kutai Timur.
“Saat ini, kami memiliki TCM di empat puskesmas dan satu rumah sakit. Ke depannya, kami berencana meningkatkan pelayanan dengan teknologi PCR (Polymerase Chain Reaction) dan rontgen (X-Ray) untuk mendeteksi penyakit dengan lebih detail dan tepat,” tambahnya.
Bahrani juga menjelaskan empat kebijakan utama yang digariskan Kementerian Kesehatan untuk mencapai eliminasi TB. Langkah pertama, memperluas jejaring fasilitas kesehatan dan meningkatkan partisipasi dalam pencatatan dan pelaporan data kesehatan. Program DPPM yang sudah diimplementasikan menjadi salah satu upaya dalam memperkuat sinergi antara pihak swasta dan pemerintah.
Langkah kedua, memperluas surveilans berbasis laboratorium dengan menyediakan fasilitas TCM di beberapa puskesmas dan rumah sakit. Upaya ini diharapkan mampu mempercepat deteksi kasus TB di wilayah-wilayah yang sulit dijangkau.
Strategi ketiga, melibatkan penyintas TB dalam mengedukasi pasien TB baru untuk meningkatkan kepatuhan dalam menjalani pengobatan. Bahrani menekankan pentingnya edukasi ini sebagai bagian dari pendekatan yang berkelanjutan dan berbasis komunitas.
Langkah keempat, mendorong kebijakan pemerintah untuk pengembangan vaksin. Bahrani berharap vaksin TB yang lebih efektif bisa menjadi solusi jangka panjang untuk menekan penyebaran penyakit ini.

“Intinya, strategi ini akan terus dikembangkan, dan kami akan berusaha mengadopsi berbagai metode yang berhasil diterapkan di daerah lain untuk diterapkan di Kutai Timur,” pungkas Bahrani.
Dengan berbagai langkah tersebut, Bahrani optimistis pelayanan kesehatan di Kutai Timur akan semakin merata dan berkualitas, memberikan akses yang lebih baik bagi masyarakat di seluruh penjuru kabupaten.(kopi9/kopi13)