SANGATTA – Suasana penuh keakraban menyelimuti acara buka puasa bersama yang digelar oleh manajemen PT Kaltim Prima Coal (PT KPC) bersama Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (FKPD) Kutai Timur (Kutim) di Tanjung Bara, Senin (24/3/2025). Acara ini dihadiri oleh Bupati Kutim Ardiansyah Sulaiman, Ketua DPRD Kutim Jimmi, Wakil Ketua I DPRD Sayid Anjas, COO PT KPC Hendro Ichwanto, serta perwakilan dari TNI, Polri, Kejaksaan, dan jajaran manajemen PT KPC dari berbagai divisi.
Selain menjadi ajang silaturahmi, acara ini juga diisi dengan tausiah yang disampaikan oleh Ustaz Didin Wahyudin dari Samarinda. Tausiah tersebut mengangkat tema seputar makna dan keutamaan bulan Ramadan, mengingatkan hadirin untuk meningkatkan ibadah dan kebersamaan.
Dalam sambutannya, Bupati Kutim Ardiansyah Sulaiman menyinggung peran dunia usaha dalam mendukung ketahanan pangan. Ia mengungkapkan bahwa Presiden RI Prabowo Subianto telah menginstruksikan agar sektor pertanian dikelola dengan lebih baik. Termasuk melalui pembentukan Brigade Pertanian yang anggotanya berasal dari kalangan milenial.

“Kami sudah berkoordinasi dengan Ketua STIPER untuk menyiapkan sumber daya manusia yang akan mengelola pertanian dengan konsep modern,” ujar Ardiansyah.
Menurutnya, penerapan teknologi modern dalam pertanian akan membawa efisiensi signifikan. Jika sebelumnya pemupukan lahan membutuhkan waktu dua hingga tiga hari, kini dengan mekanisasi pertanian, proses tersebut dapat diselesaikan hanya dalam dua hingga tiga jam. Dalam kesempatan itu, Ardiansyah juga meminta agar industri batu bara, termasuk PT KPC, turut berperan dalam menyediakan lahan untuk pengembangan sektor pertanian.
“Dunia usaha, termasuk industri batu bara, kita beri kesempatan untuk mendukung ketahanan pangan dengan menyiapkan lahan yang dapat dimanfaatkan,” tegasnya.

Acara yang berlangsung penuh kehangatan ini ditutup dengan salat tarawih bersama di masjid PT KPC. Di akhir acara, Ardiansyah menyampaikan harapannya agar sinergi antara pemerintah daerah dan dunia usaha dapat menjadi langkah positif dalam mewujudkan ketahanan pangan yang berkelanjutan di Kutim.
Momentum Ramadan tidak hanya menjadi ajang mempererat silaturahmi, tetapi juga sebagai wahana membangun kolaborasi strategis antara pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat dalam mendukung pembangunan daerah. (kopi9/kopi3)