Jalannya Halal Bihalal di Kecamatan Teluk Pandan dihadiri Bupati Ardiansyah dan Wakil Bupati Mahyunadi. Foto: Nami/Pro Kutim
TELUK PANDAN – Di halaman Kantor Camat Teluk Pandan yang disulap menjadi ruang temu warga dan pemangku kebijakan, Sabtu (12/4/2025), semangat silaturahmi terasa mengalir hangat. Bupati Kutai Timur (Kutim) H Ardiansyah Sulaiman didampingi sang istri Ny Hj Siti Robiah, hadir langsung dalam kegiatan halal bihalal dan temu masyarakat yang menyatukan banyak pihak. Mulai dari Wakil Bupati H Mahyunadi, Ketua DPRD Kutim Jimmi, jajaran Forkopimda, Kepala Perangkat Daerah hingga pimpinan perusahaan yang beroperasi di sekitar kecamatan.
Teluk Pandan bukan sekadar latar acara, wilayah ini digadang-gadang menjadi simbol baru kemajuan Kutim. Dalam sambutannya, Ardiansyah menyebut Teluk Pandan sebagai “wajah pertama” dan “pintu gerbang” kabupaten. Letaknya yang strategis di jalur utama menuju Kutim menjadikan kecamatan ini pintu gerbang penting. Maka dari itu, pembenahan kawasan wisata dan pemekaran dusun menjadi prioritas.
“Karena Teluk Pandan adalah wajah pertama dari Kutai Timur, maka harus terus berbenah. Segera koordinasikan pengembangan desa wisata agar bisa kita dorong bersama,” ujar Ardiansyah, menekankan visi pengembangan pariwisata sebagai ujung tombak.
Selain pemerintah daerah, sejumlah pihak dari sektor swasta juga turut hadir dan menyatakan dukungan terhadap pengembangan kawasan. Dalam konteks Teluk Pandan sebagai gerbang Kutim, kerja sama antara pemerintah dan pelaku usaha menjadi keniscayaan. Ardiansyah mengajak semua elemen untuk saling bersinergi.
“Tidak cukup hanya dengan dana atau program. Harus ada kolaborasi, harus ada keinginan bersama untuk membuat Kutai Timur tangguh dan berdaya saing,” tegasnya.
Ia pun menyampaikan pentingnya menjaga semangat gotong royong dan solidaritas. Dengan semangat kebersamaan, dia yakin semua akan siam membangun Kutim yang hebat.
Lebih lanjut, ia menyatakan kesiapan Pemkab Kutim untuk memperjuangkan Dusun Sidrap menjadi desa persiapan. Menurutnya, potensi ekonomi dan sosial di wilayah tersebut sangat besar, namun selama ini belum tergarap optimal.
Salah satu bentuk konkret dukungan pemerintah adalah kucuran dana desa sebesar Rp 1 miliar untuk setiap desa di Kecamatan Teluk Pandan.
Camat Teluk Pandan, Anwar, mengatakan anggaran ini bukan sekadar angka. Karena merupakan simbol kepercayaan dan stimulus agar desa-desa bisa mandiri dalam membangun.
“Alhamdulillah, program bantuan ini sudah berjalan. Semoga ke depannya terus berlanjut demi kemajuan desa-desa di Teluk Pandan,” kata Anwar, yang tampak antusias menyambut dukungan tersebut.
Ia juga menekankan pentingnya kegiatan seperti halal bihalal ini sebagai sarana komunikasi dua arah antara pemerintah dan masyarakat.
“Inilah ruang kita untuk menyampaikan harapan dan menyamakan langkah,” ujarnya.
Acara ditutup dengan tausiyah dari tokoh agama setempat, yang mengingatkan pentingnya silaturahmi dalam memperkuat ikatan sosial. Dalam masyarakat yang terus berkembang, pesan tentang kemanusiaan dan kebersamaan menjadi semakin relevan.
“Silaturahmi bukan hanya adab, tapi juga strategi sosial. Ia memperkuat jaringan, memperhalus konflik, dan menyuburkan harapan,” demikian kutipan pesan dari tausiyah tersebut.
Acara sederhana namun bermakna ini membuktikan bahwa pembangunan tak selalu bermula dari proyek besar. Terkadang, ia tumbuh dari percakapan, dari pertemuan antarwarga, dari janji-janji kecil yang diikrarkan di depan masyarakat.
Teluk Pandan hari itu bukan hanya jadi tuan rumah acara halal bihalal. Ia menjadi medan awal dari narasi besar Kutim yang ingin bangkit dengan identitas baru, sebagai kabupaten yang membuka diri, berbenah dari pinggir, dan menata masa depan dari titik awal yang bermakna gerbang harapan. (kopi12/kopi13/kopi3)
