Beranda Kutai Timur Wabup Kutim Bagi Hadiah Umrah, Keberuntungan Herman di Hari Buruh

Wabup Kutim Bagi Hadiah Umrah, Keberuntungan Herman di Hari Buruh

122 views
0

Herman penerima hadiah umroh dari Wakil Bupati Kutai Timur Mahyunadi. Foto: ist

SANGATTA — Ribuan buruh berkumpul di Lapangan Helipad Bukit Pelangi, Kutai Timur (Kutim) Kamis pagi, 1 Mei 2025. Mereka datang bukan untuk berdemonstrasi atau menyampaikan tuntutan, melainkan merayakan Hari Buruh Internasional dalam nuansa penuh sukacita yang digelar Pemerintah Kabupaten Kutai Timur (Pemkab Kutim). Namun di tengah euforia itu, satu nama mendadak menjadi pusat perhatian. Herman, karyawan PT Indo Prima, yang menerima hadiah tak terduga, berupa paket ibadah umrah ke Tanah Suci Mekkah, Arab Saudi.

“Alhamdulillah, kami tidak menyangka dapat hadiah umrah ini. Karena kan hadiah yang dibagikan sudah habis, tapi pak Mahyunadi (Wabup Kutim) memberikan hadiah tambahan yaitu umrah dan nama saya yang keluar,” ucap Herman, tergetar, saat ditemui usai pengumuman.

Warga Teluk Pandan itu sehari-hari bekerja sebagai bagian dari tenaga operator di pabrik pengolahan. Ia juga aktif dalam Federasi Serikat Pekerja Kimia Energi dan Pertambangan (SPKEP), salah satu serikat buruh yang konsisten memperjuangkan kesejahteraan anggota di Kutim.

Herman hadir dalam kegiatan May Day 2025 yang tahun ini dikemas berbeda. Pada momen ini tak ada aksi turun ke jalan, tak ada bentangan spanduk. Yang ada justru senam pagi massal, panggung hiburan, dialog terbuka dengan pejabat daerah, serta ratusan hadiah hiburan dari kulkas, sepeda hingga televisi.

Namun hadiah umrah bukan bagian dari daftar awal. Wabup Kutim Mahyunadi, secara spontan menambah satu paket umroh sebagai bentuk apresiasi terhadap para buruh yang selama ini menjadi tulang punggung pembangunan daerah.

“Pekerja adalah bagian penting dari Kutai Timur. Mereka yang menggerakkan roda ekonomi, industri, dan bahkan kemajuan daerah,” ujar Mahyunadi.

Kegiatan Hari Buruh ini digagas sebagai bentuk penghormatan sekaligus refleksi bersama terhadap kondisi ketenagakerjaan di Kutim. Setelah senam massal, Mahyunadi membuka ruang dialog dengan perwakilan buruh dari berbagai sektor: pertambangan, perkebunan, manufaktur, hingga logistik. Dialog ini menggali langsung keluhan para pekerja. Dari soal jam kerja, upah layak, jaminan keselamatan kerja, hingga status hubungan kerja.

“Kami ingin mendengar langsung dari teman-teman buruh. Pemerintah tidak bisa tutup mata terhadap hak-hak buruh yang kadang diabaikan oleh perusahaan. Ini momen kita membangun sinergi,” lanjut Mahyunadi.

Bagi Herman, yang sehari-hari hidup dalam kesederhanaan bersama keluarga di Teluk Pandan, keberangkatan ke Tanah Suci seolah jadi berkah tak terduga. Ia tidak pernah terpikir akan bisa berangkat umrah dalam waktu dekat. Ia menangis saat namanya disebut, di antara ribuan buruh lainnya yang hadir.

“Perasaan saya campur aduk. Yang pastinya senang dan jujur saya tidak kepikiran bisa mendapatkan hadiah umrah,” katanya.

Ia berharap kegiatan seperti ini bisa terus dilanjutkan. “Terima kasih pak Haji Mahyunadi. Kami harapkan kegiatan seperti ini ada terus tiap tahunnya,” tutup Herman, sembari tersenyum.

Peringatan Hari Buruh di Kutim tahun ini mengusung pesan yang kuat, bahwa menghargai buruh tidak harus selalu dalam bentuk formalitas, tapi lewat kehadiran, dialog, dan apresiasi nyata. Dan Herman adalah simbol kecil dari ribuan pekerja yang hari itu pulang dengan semangat baru, bahwa kerja keras, ternyata bisa mengantar langkah hingga ke Baitullah. Sebelumnya juga diundi doorprize dengan hadiah utama 3 unit motor. (*/kopi3)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini