SANGATTA — Dalam atmosfer khidmat penuh semangat persaudaraan, Gedung GBI Victorious Sangatta menjadi saksi pembukaan Sidang Majelis Daerah Umum I Gereja Bethel Indonesia (GBI) Badan Pengurus Daerah Kalimantan Timur (Kaltim) Selasa (6/5/2025) malam. Acara penting ini dibuka langsung oleh Wakil Bupati Kutai Timur (Kutim) Mahyunadi, dengan pemukulan gong sebagai simbol dimulainya sidang dua hari yang sarat makna dan agenda strategis.
Sebanyak 230 utusan dari berbagai kabupaten dan kota di Kaltim hadir sebagai representasi gereja-gereja lokal GBI, menyatukan semangat pelayanan dalam sidang yang bertujuan memperkuat arah dan struktur organisasi rohani tersebut. Selama dua hari, para peserta tidak hanya akan memilih pengurus baru, tetapi juga meninjau kembali Anggaran Dasar dan Rumah Tangga (AD/ART), mengevaluasi pelayanan, serta menyusun program kerja yang responsif terhadap dinamika zaman.

Dalam pidatonya, Wabup Kutim Mahyunadi menekankan pentingnya sinergi antara pemerintah daerah dan institusi keagamaan sebagai pilar pembangunan masyarakat yang harmonis dan bermartabat.
“Gereja dan tempat ibadah pasti mengajarkan kebaikan. Jika nilai-nilai kebaikan ini terus tersebar, maka saya yakin Kutim akan menjadi daerah yang lebih baik di masa depan,” ujar Mahyunadi.

Pernyataan ini bukan semata basa-basi seremonial, tetapi mencerminkan garis kebijakan Pemkab Kutim dalam menjamin keberpihakan yang setara bagi semua umat beragama. Mahyunadi bahkan menyampaikan komitmen bahwa pemerintah daerah tidak akan bersikap diskriminatif dalam pembinaan umat maupun dukungan terhadap pengembangan rumah ibadah.

Sidang ini mengusung tema besar “Sehati Menuntaskan Amanat Agung” dengan subtema “Menjadi Pribadi Unggul, Bermental Sehat yang Menuai Jiwa.” Tema ini mencerminkan komitmen GBI Kaltim untuk tetap relevan dan berdampak, baik dalam pelayanan rohani, pembinaan karakter, maupun kontribusi sosial di tengah masyarakat.
Ketua Panitia Sidang Paulus Arie Korua, dalam sambutannya menyampaikan harapan besar agar forum ini menjadi tonggak kemajuan pelayanan dan regenerasi kepemimpinan yang solid.
“Agenda utama dalam sidang ini antara lain pemilihan pengurus baru, pertanggungjawaban pengurus sebelumnya, seminar dan pembinaan rohani, serta evaluasi pelayanan. Kami sangat bersyukur atas dukungan Pemkab Kutim yang memungkinkan acara ini terselenggara dengan baik,” ungkap Paulus.
Sidang ini juga menjadi ruang refleksi bersama tentang bagaimana gereja bisa menjadi jawaban atas tantangan kehidupan umat di era digital dan krisis nilai moral. Seminar-seminar yang akan berlangsung pada hari kedua akan mengangkat topik pembinaan spiritual yang relevan dengan kebutuhan jemaat modern, termasuk pentingnya kesehatan mental dan integritas dalam pelayanan.

Sidang Majelis Daerah GBI ini bukan sekadar agenda internal organisasi, melainkan bagian dari proses memperkuat akar pelayanan yang berdampak luas. Dari Sangatta, benih-benih keputusan besar itu ditabur, untuk kemudian bertumbuh menjadi gerakan rohani yang menyentuh hingga pelosok Kaltim. Pemerintah daerah dan lembaga keagamaan bertemu dalam satu panggung, bersinergi membangun masyarakat yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga kuat secara spiritual.
Kegiatan ini dijadwalkan berakhir Rabu (7/5/2025) sore, ditutup dengan doa bersama dan penetapan hasil sidang yang akan menjadi peta jalan pelayanan GBI Kaltim ke depan. Dari Sangatta, suara pelayanan digaungkan. Sehati menuntaskan Amanat Agung, demi jiwa-jiwa yang terlayani dan masa depan gereja yang makin bercahaya. (kopi4/kopi3)