SANGATTA-Bupati Kutai Timur (Kutim) Ismunandar optimis jika pada 2019 mendatang, target cakupan pelayanan air bersih di Kutim melalui Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Tuah Benua minimal mencapai 60 persen.
“Ya dari pusat sudah mengintruksikan agar seluruh Pemda memenuhi angka cakupan layanan air bersih PDAM minimal 60 persen. Mengingat, dua tahun terakhir kami bersama PDAM sedang gencar-gencarnya menyosialisasikan pengembangan cakupan layanan air bersih,” paparnya.
Ismu menjelaskan, beberapa Water Treatment Plant (WTP) atau Instalasi Pengolahan Air (IPA) tengah dibangun. Salah satunya di kecamatan yang belum terjangkau fasilitas pelayanan air bersih. Tahun depan proses pembangunan pipa induk dari IPA Maloy di Kecamatan Kaliorang ke Sangkulirang segera dibangun. Sehingga warga Sangkulirang yang selama ini hanya bergantung pada air hujan atau sumur, dapat segera menikmati air bersih.
“Jika Sangkulirang sudah terlayani air bersih, maka otomatis cakupan pelayanan meningkat. Karena, daerah itu saja yang memang belum ada layanan air bersihnya,” tambahnya.
Ditanya untuk wilayah kecamayan yang belum mendapatkan fasilitas layanan air bersih, pemerintah pusat melalui program penyediaan air minum dan sanitasi berbasis masyarakat (Pamsimas) mulai tahun depan juga akan mulai berjalan. Total ada 20 desa di Kutim yang akan mendapatkan program bantuan pusat tersebut.
“Kami yakin target itu bisa terealisasi untuk warga bisa menikmati air bersih lebih banyak lagi.
Dari data PDAM Tirta Tuah Benua, jumlah cakupan sambungan rumah sampai bulan September 2017 sebanyak 22.215 sambungan atau persentase cakupan wilayah teknis sebesar 55,71 persen. Untuk Kecamatan Sangatta Utara dengan 13.713 sambungan rumah atau 71,65 persen sedangkan Kecamatan Sangatta Selatan baru 31,84 persen atau 1.400 sambungan.(hms13)