Beranda Kutai Timur Dana Karbon FCPF-CF Sentuh Hingga Pelosok Desa di Kutai Timur

Dana Karbon FCPF-CF Sentuh Hingga Pelosok Desa di Kutai Timur

286 views
0

Kabid Perekonomian dan Sumber
Daya Alam Bappeda Kutim Ripto Widargo. Foto: istimewa

SANGATTA – Program Dana Karbon Forest Carbon Partnership Facility-Carbon Fund (FCPF-CF) dari Bank Dunia telah membawa angin segar bagi upaya penurunan emisi karbon di Kabupaten Kutai Timur (Kutim). Setelah sukses pada 2023, kini dana tersebut telah menjangkau 83 desa yang tersebar di berbagai wilayah Kutim pada 2024.

Pada tahun sebelumnya, dana karbon ini difokuskan untuk mendukung program-program terintegrasi di 10 Perangkat Daerah (PD) di Kutim, dengan total dana sebesar Rp 6,8 miliar. Melalui program ini, pemerintah daerah berhasil memperkuat upaya penurunan emisi karbon lewat berbagai inisiatif yang dilakukan PD.

Namun, pada 2024, perubahan signifikan dilakukan. Dana karbon sebesar Rp 305 juta langsung dialokasikan kepada 83 desa di Kutim yang dinilai memiliki kontribusi dalam menurunkan emisi karbon. Alokasi dana ini diharapkan dapat lebih tepat sasaran dan memberdayakan masyarakat desa untuk turut serta dalam menjaga lingkungan.

Kabid Perekonomian dan Sumber Daya Alam Bappeda Kutim Ripto Widargo, menjelaskan bahwa setiap desa memiliki kebebasan untuk menggunakan dana tersebut sesuai dengan kebutuhan dan program yang telah direncanakan.

“Sekitar Rp 305 juta langsung diberikan untuk 83 desa di Kutai Timur, sesuai dengan kegiatan yang dirancang oleh masing-masing desa,” ujar Ripto, Rabu (4/9/2024).

Tidak hanya memberikan dana, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) juga turut berperan dengan menugaskan fasilitator di desa-desa penerima dana karbon. Fasilitator ini akan mendampingi desa dalam merancang dan melaksanakan program yang efektif dalam penurunan emisi. Saat ini, desa-desa penerima dana tengah menyusun proposal untuk mencairkan dana yang dialokasikan. Diharapkan, dengan adanya pendampingan dan perencanaan yang matang, dana yang diterima dapat dimanfaatkan secara optimal dan tidak berakhir menjadi silpa (sisa lebih perhitungan anggaran).

Program ini menunjukkan komitmen pemerintah dalam mendukung penurunan emisi karbon melalui pendekatan langsung ke masyarakat desa. Langkah ini diharapkan mampu memberikan dampak yang signifikan dalam menjaga kelestarian lingkungan, khususnya di wilayah Kutim yang kaya akan sumber daya alam (SDA). (kopi3)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini