Beranda Kutai Timur Pentingnya Ketahanan Keluarga, Cegah Pelecehan Seksual – Seminar MUI Kutim Memantik Kesadaran...

Pentingnya Ketahanan Keluarga, Cegah Pelecehan Seksual – Seminar MUI Kutim Memantik Kesadaran Kolektif

157 views
0

Kepala DP3A Kutim, Idham Choliq, saat membuka acara seminar Kesadaran Kritis Terhadap Tindak Pelecehan Seksual. Foto : Nasruddin/Pro Kutim.

SANGATTA – Menyadari urgensi masalah pelecehan seksual yang terus menghantui masyarakat, Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Kutai Timur (Kutim) melalui Bidang Pemberdayaan Perempuan mengambil langkah strategis, dengan menggelar seminar bertajuk “Kesadaran Kritis Terhadap Tindak Pelecehan Seksual”. Acara yang diadakan pada Senin (21/10/2024) di Ruang Meranti, Kantor Bupati Kutim ini bertujuan membangkitkan kesadaran masyarakat, khususnya mengenai peran keluarga dalam mencegah kasus pelecehan seksual.

Acara dibuka oleh Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Kutim Idham Choliq, yang mewakili Pjs Bupati Kutim. Dalam sambutannya, Idham menekankan bahwa keluarga memiliki peran sentral sebagai benteng utama dalam melindungi anak-anak dari ancaman kekerasan seksual.

“Keluarga adalah fondasi utama dalam menjaga anak-anak kita dari berbagai ancaman, termasuk pelecehan seksual. Ketahanan keluarga harus diperkuat dengan edukasi yang memadai agar kita bisa mencegah terjadinya kekerasan ini,” ucap Idham.

Idham Choliq juga menegaskan bahwa DPPPA Kutim siap bekerja sama dengan berbagai pihak untuk mendukung upaya pencegahan dan penanganan kekerasan terhadap perempuan dan anak. Dukungan ini, menurutnya, bukan hanya terbatas pada kekerasan seksual, tetapi juga masalah perundungan (bullying) yang kini semakin meresahkan di lingkungan sekolah dan masyarakat.

“Bullying (perundungan) memberikan dampak jangka panjang pada psikologis anak. Oleh sebab itu, keluarga, guru, dan masyarakat harus proaktif dalam pengawasan dan pencegahan agar masa depan anak-anak kita tidak terganggu,” tambahnya.

Kerja Sama MUI dan KPAI, Melindungi Anak dari Pelecehan Seksual

Sekretaris MUI Kutim Faelasuf, menyampaikan bahwa MUI berkomitmen untuk bekerjasama dengan berbagai pihak, termasuk psikolog dan Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), demi perlindungan yang lebih maksimal terhadap anak-anak di Kutim.

“Kami sangat berharap dapat menjalin kerjasama dengan para psikolog dan KPAI untuk terus mengedukasi masyarakat dalam upaya pencegahan pelecehan seksual,” tuturnya.

Faelasuf juga mengungkapkan keinginannya agar seminar ini menjadi batu loncatan bagi terciptanya Memorandum of Understanding (MoU) antara MUI dan Pemerintah Kabupaten Kutim. Dia mengapresiasi dukungan Pemkab Kutim dan berharap bisa membentuk kerja sama yang lebih erat untuk perlindungan perempuan dan anak-anak ke depan.

Keterlibatan Para Psikolog Soal Pemaparan Penanganan Kekerasan Seksual

Dalam seminar tersebut, dua psikolog, Debi Triani dan Fufahana, tampil sebagai narasumber. Keduanya membahas pentingnya kesadaran kritis dalam menghadapi pelecehan seksual dan memberikan panduan praktis tentang penanganan kasus-kasus tersebut. Mereka menggarisbawahi bahwa tidak hanya korban yang perlu diberdayakan dengan pengetahuan dan keterampilan melindungi diri, tetapi masyarakat luas juga harus dilibatkan untuk menghilangkan stigma terhadap korban kekerasan seksual. Debi Triani menekankan pentingnya lingkungan yang mendukung bagi korban agar dapat segera pulih dari trauma yang dialami.

“Penyembuhan trauma pada korban pelecehan seksual membutuhkan waktu, namun dukungan lingkungan akan sangat membantu dalam mempercepat proses pemulihan,” jelasnya.

Harapan Besar bagi Masyarakat Kutim

Ketua Panitia, Istiqomah, dalam laporannya menyampaikan bahwa seminar ini bertujuan untuk memberikan pemahaman hukum terkait pelecehan seksual serta upaya praktis yang dapat dilakukan oleh masyarakat untuk melindungi diri dan orang lain dari bahaya tersebut. Ia juga mengapresiasi semua pihak yang telah berkontribusi dalam menyukseskan acara ini.

“Kami berharap seminar ini menjadi langkah awal dalam meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap bahaya pelecehan seksual, terutama bagi perempuan dan anak-anak. Perlindungan terhadap kelompok rentan ini adalah tanggung jawab kita bersama,” ujar Istiqomah.

Seminar ini dihadiri sekitar 150 peserta, yang terdiri dari siswa SMP, SMA, mahasiswa, perwakilan lembaga pendidikan, organisasi, Majlis Ta’lim, serta kader posyandu. Dengan antusiasme yang tinggi, acara ini diharapkan dapat menjadi katalisator untuk meningkatkan upaya pencegahan kekerasan seksual di Kabupaten Kutai Timur. (kopi4/kopi3)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini