Suasana peluncuran aplikasi Sistem Informasi Penanganan Kesejahteraan Sosial (SIP-MAS) dan pembukaan pelatihan dasar Tagana. Foto: Vian Pro Kutim
SANGATTA — Perubahan iklim global semakin nyata, memicu peningkatan intensitas bencana alam di berbagai daerah. Kondisi ini menjadi perhatian serius Pemerintah Kabupaten Kutai Timur (Pemkab Kutim), yang kini bergerak cepat memperkuat kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi bencana. Salah satu langkah strategis yang diambil adalah merekrut 50 personel Taruna Siaga Bencana (Tagana) yang siap berperan dalam mitigasi dan penanganan bencana.
Penjabat (Pj) Bupati Kutim HM Agus Hari Kesuma, menyampaikan bahwa perubahan iklim telah membawa dampak signifikan bagi wilayah Kutim. Bencana seperti banjir, tanah longsor, dan kebakaran lahan kini terjadi lebih sering.

“Wilayah kita termasuk rawan bencana, sehingga keberadaan personel tambahan untuk Tagana sangat penting,” ujar Agus dalam acara peluncuran aplikasi Sistem Informasi Penanganan Kesejahteraan Sosial (SIP-MAS) dan pembukaan pelatihan dasar Tagana, Jumat (13/10/2024).

Agus menegaskan bahwa upaya penguatan Tagana ini bukan sekadar formalitas, melainkan bagian dari rencana strategis untuk memperkuat ketahanan masyarakat. Pemerintah membutuhkan sumber daya manusia yang terlatih dan siap menghadapi situasi darurat.
“Frekuensi bencana yang meningkat membuat kita harus selalu siap,” lanjutnya.

Agus menekankan pentingnya partisipasi masyarakat dalam penanganan bencana. Karena menurutnya tidak mungkin pemerintah menyelesaikan semua permasalahan bencana sendirian. Keterlibatan masyarakat, terutama generasi muda, sangat krusial. Tagana dibentuk untuk mendorong partisipasi aktif mereka dalam mitigasi bencana. Perekrutan Tagana, yang melibatkan 50 personel baru, dianggap menjadi langkah penting dalam menciptakan masyarakat yang lebih tangguh.
Kepala Dinas Sosial Kutim, Ernata Hadi Sujito, menambahkan bahwa selama ini pemerintah seringkali kekurangan personel dalam menangani bencana. Bantuan dari lembaga formal tidak selalu cukup untuk menjangkau seluruh wilayah terdampak.

“Perekrutan Tagana bukan hanya untuk menambah personel, tetapi juga untuk membangun kesadaran dan kesiapan masyarakat. Mereka akan menjalani pelatihan intensif tentang mitigasi dan respons bencana, agar mampu memberikan bantuan cepat saat bencana terjadi,” kata Ernata.
Selama dua hari ke depan, para personel Tagana akan mengikuti pelatihan dasar yang mencakup berbagai keterampilan kebencanaan. Mereka dilatih untuk menangani berbagai skenario darurat, mulai dari evakuasi hingga memberikan dukungan psikologis bagi korban bencana.

“Dengan pelatihan ini, Tagana akan memiliki kemampuan untuk bergerak cepat, membantu proses evakuasi, memberikan pertolongan pertama, hingga membantu pemulihan mental korban,” jelas Ernata.
Ia berharap setelah pelatihan, para personel dapat membangun jaringan kerja sama dengan pemerintah, organisasi masyarakat, dan para relawan. Keberadaan Tagana diharapkan menjadi pilar penting dalam upaya mitigasi bencana di Kutim. Lebih dari sekadar personel darurat, Tagana akan membantu membentuk masyarakat yang lebih siap menghadapi ancaman bencana yang kian sering terjadi akibat perubahan iklim. Dengan langkah ini, Pemkab Kutim menunjukkan komitmennya untuk melindungi masyarakat dari dampak bencana alam. Sekaligus memperkuat ketahanan di masa depan. (kopi4)