Beranda Kutai Timur Job Fair Kutim Hadir di Tengah Gelombang PHK Nasional, Targetkan 10 Ribu...

Job Fair Kutim Hadir di Tengah Gelombang PHK Nasional, Targetkan 10 Ribu Lapangan Kerja Baru

2,116 views
0

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kutim melalui Dinas Transmigrasi dan Tenaga Kerja (Distransnaker) menghadirkan job fair. Foto: Vian Pro Kutim

SANGATTA – Ketika awan gelap pemutusan hubungan kerja (PHK) massal bergulung di berbagai wilayah Indonesia sepanjang 2025, langit Kutai Timur (Kutim) justru dihiasi warna-warni harapan. Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kutim melalui Dinas Transmigrasi dan Tenaga Kerja (Distransnaker) menghadirkan secercah cahaya lewat pelaksanaan Job Fair selama dua hari, 8–9 Mei 2025, di Gedung Serba Guna, Pusat Perkantoran Pemkab Kutim di Bukit Pelangi, Sangatta Utara.

Sebanyak 20 perusahaan lintas sektor, mulai dari pertambangan, perkebunan, hingga jasa, membuka ratusan lowongan kerja untuk masyarakat lokal. Kegiatan ini menjadi bukti nyata bahwa Pemkab Kutim tak tinggal diam menghadapi badai ekonomi nasional. Di bawah kepemimpinan Bupati Ardiansyah Sulaiman dan Wakil Bupati Mahyunadi, Kutim justru memilih jalan ofensif. Membuka akses kerja seluas-luasnya di tengah keterbatasan.

Asisten Administrasi Umum Setkab Kutim Sudirman Latif, yang hadir membuka acara mewakili Bupati, menyebut Job Fair sebagai bentuk konkret dari komitmen pemerintah dalam menekan angka pengangguran yang terus mengintai di tengah ketidakpastian ekonomi global dan nasional.

“Bursa kerja ini mempertemukan pencari kerja dengan dunia industri secara langsung. Ada proses wawancara di tempat, peluang membangun jejaring, hingga akses informasi dunia kerja yang lebih aktual,” kata Sudirman Latif, atau yang akrab disapa Dirman, dalam sambutannya.

Kepala Distransnaker Kutim Roma Malau, mengungkapkan ambisi besar Pemkab Kutim. Yaitu menyerap 10 ribu tenaga kerja lokal tahun ini dan menargetkan 50 ribu dalam lima tahun ke depan. Angka tersebut bukan sekadar target kosong, melainkan bagian dari program strategis daerah yang mengakar pada Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2022 dan Peraturan Bupati Nomor 6 Tahun 2024. Dua regulasi penting yang mengamanatkan prioritas kepada tenaga kerja lokal.

“Kami serius. Tahun lalu, 25 lulusan Bursa Kerja Khusus dari sekolah-sekolah di Sangatta sudah diserap perusahaan setelah menjalani pelatihan di Balai Latihan Kerja dan training intensif bersama PT KPC dan lainnya,” ujar Roma.

Nama-nama perusahaan besar seperti PT Indexim, PT GAM dan PT Kaltim Prima Coal (KPC) pun masuk dalam daftar mitra aktif Distransnaker. Tak hanya membuka lapangan kerja formal, mereka juga terlibat dalam program pemberdayaan melalui pelatihan keterampilan.

Salah satu program menarik yang digagas tahun ini adalah pelatihan menjahit bersama PT Indexim. Program ini didesain bukan hanya untuk mencetak penjahit handal, tapi juga membangun ekosistem ekonomi kreatif berbasis produk lokal yang mampu menjawab kebutuhan konveksi perusahaan.

“Bukan hanya operator alat berat, kita siapkan juga lini keterampilan lain. Jahit-menjahit salah satunya. Produk lokal kita punya kualitas yang bersaing dan harga kompetitif,” ujar Roma, optimistis.

Lebih dari sekadar keterampilan teknis, program ini juga menanamkan semangat kemandirian. Kutim ingin membuktikan bahwa ketergantungan pada tenaga kerja luar bisa dikurangi, bahkan dihentikan, asal industri mau terbuka dan pemerintah konsisten melakukan intervensi berbasis kebijakan dan pelatihan. Roma juga menekankan pentingnya sinergi antara pemerintah, perusahaan, dan masyarakat.

“Penanganan ketenagakerjaan bukan tanggung jawab pemerintah saja. Semua harus terlibat. Dunia usaha punya peran strategis dalam menciptakan keseimbangan ekonomi dan sosial,” tegasnya.

Dengan pendekatan yang tidak semata-mata reaktif terhadap krisis nasional, Kutim mengedepankan model pembangunan inklusif dan berkelanjutan. Job Fair hanyalah salah satu langkah di antara strategi besar pemerintah daerah dalam mengonsolidasikan sumber daya manusia sebagai aset pembangunan.

Langkah Pemkab Kutim patut dicermati di tengah meningkatnya tekanan ekonomi nasional. Data Badan Pusat Statistik menunjukkan tingkat pengangguran terbuka (TPT) nasional naik menjadi 6,3 persen pada triwulan pertama 2025. Di saat banyak daerah bergulat dengan gelombang PHK, Kutim justru membuka jalur baru, dari meja pelatihan, menuju pasar kerja.

Apa yang dilakukan Kutim hari ini bisa menjadi model bagi daerah lain. Dengan strategi berbasis pelatihan, pemberdayaan, dan regulasi yang berpihak, peluang kerja bisa tumbuh meski ekonomi nasional sedang tertekan. Apalagi, pembangunan tidak hanya bicara infrastruktur fisik, tetapi juga tentang membangun manusia dan martabat kerjanya. (kopi4/kopi3)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini