Beranda Kutai Timur Kebun Sawit Kutim Capai 800 Ribu Hektare – Bupati Sebut Pembangunan Sudah...

Kebun Sawit Kutim Capai 800 Ribu Hektare – Bupati Sebut Pembangunan Sudah “On The Track”

802 views
0

Bupati Kutai Timur H Ardiansyah Sulaiman foto bersama kelompok tani di kantor Camat Muara Wahau usai memberikan bantuan perkebunan dan pertanian. Foto: Istimewa

MUARA WAHAU- Bupati Kutai Timur (Kutim) H Ardiansyah Sulaiman menegaskan bahwa “benang merah” program pembangunan di daerah ini tak berubah. Yakni Pemkab Kutim tetap eksis menitikberatkan pembangunannya pada pemanfaatan sumber daya alam yang bisa diperbaharui. Yaitu pertanian dalam arti luas. Mulai dari perkebunan hingga pertanian yang sudah menjadi grand design pembangunan sejak 1999.

“Kutai Timur ini tumbuh dan berkembang begitu pesat pada saat ini, prosesnya kita pikirkan dari awal. Maka kita harus membuat grand design pembangunan. Kita tidak ingin menyisakan warga Kutai Timur hanya sekadar menjadi penonton. Penonton bagi orang-orang yang ingin mencari usaha di Kutai Timur,” tegas Ardiansyah sebelum menyerahkan bantuan perkebunan dan pertanian untuk sejumlah kelompok tani di Kantor Camat Muara Wahau, Rabu (28/12/2022).

Dia bersyukur, hingga hari ini izin lokasi yang sudah dikeluarkan oleh pemerintah untuk perkebunan kelapa sawit hampir mendekati 800 ribu hektare. Seluas 30 persen diantaranya perkebunan mandiri milik masyarakat. Karena eksistensinya, sawit mampu menghidupi keluarga dan seterusnya. Mengenai isu bahwa perkebunan kelapa sawit merusak lingkungan, Ardiansyah menegaskan bahwa hal tersebut merupakan provokasi dunia barat.

“Iya saya berani menyebut demikian karena terus terang mereka tersaingi dengan produk kelapa sawit yang kita miliki. Sebab minyak goreng yang dihasilkan dari kelapa sawit, itu yang terbaik dibanding dengan minyak goreng yang dihasilkan oleh bunga matahari, yang banyak tumbuh menjadi perkebunan di Eropa Utara, Eropa Timur dan Eropa Barat,” katanya.

Apalagi alasannya kalau bukan perbandingan produksi yang jomplang. Sebab hasil 1 hektare kebun kelapa sawit kurang lebih sama dengan 10 hektare bunga matahari. Perkebunan kelapa sawit menurut Ardiansyah juga sangat potensial mengurangi emisi gas buang atau emisi karbon sekaligus menambah produksi oksigen bagi dunia.

“Saat ini Bapak Ibu sekalian, ternyata Kalimantan Timur, satu-satunya negara di Indonesia, satu-satunya provinsi di Indonesia dan Indonesia satu-satunya negara di Asia Pasifik yang pada tahun ini 2022, sail penurunan emisi karbonnya sudah dibeli oleh Bank Dunia,” sebut Ardiansyah.
Kalimantan Timur sudah dihitung mampu menurunkan emisi gas buang itu sebanyak 30 juta ton. Sehingga dihargai oleh Bank Dunia sebesar Rp 1,6 triliun. Dari 30 juta ton, baru 22 juta ton yang dibayar oleh Bank Dunia dengan cara di kredit Rp 300 miliar. Dia menyebut Gubernur Kaltim akan melelang sisanya di Singapura dengan harga 25 dolar per ton. Sehingga bisa menghasilkan Rp 8 triliun.

“Semoga saja ini berhasil,” harapnya.

Semua itu menurut Bupati tak lepas dari hasil campur tangan masyarakat dalam menghijaukan bumi Kutim, Diantaranya melalui pengembangan perkebunan kelapa sawit. Tak lagi membakar lahan hanya untuk membuka perkebunan dan lainnya.

Terkait dengan bantuan untuk Poktan melalui Dinas Perkebunan dan Dinas Pertanian, Ardiansyah berharap bisa terus meningkatkan produksi. Sehingga bisa berkorelasi pada peningkatan perekonomian masyarakat. Pemkab Kutim melalui program yang ada juga memperhatikan program peremajaan perkebunan kelapa sawit dan beberapa program lainnya.

“Sektor pertanian juga menjadi unggulan bagi Kutai Timur. Sekarang ini kita tahu Kutai Timur sudah eksis dengan beberapa ekspor pertanian. Seperti pisang, nanas dan lainnya.

“Nah, kalau mau bagaimana caranya nanti minta petunjuk dengan Kepala Dinas Pertanian, bisa digabungkan dengan koperasi yang sekarang menangani ekspor lidi kelapa sawit. Tapi saya memerintahkan Kadis Pertanian kalau bisa cari di sana untuk apa (lidi tersebut). Kalau tahu kita tidak hanya mengekspor lidinya, tapi sudah menjadi barang jadi,” kata Ardiansyah menyarankan.

Dia bersyukur, tahun ini Kutim mendapat penghargaan petani milenial yang diwakili Zainal, alumni Stiper Kutim. Prestasi tersebut patut dijadikan contoh oleh petani lainnya di Kutim. Ditegaskan kembali olehnya, pembangunan pertanian dalam arti luas sudah berada pada jalur yang benar.

Terakhir orang nomor satu di Pemkab Kutim tersebut berharap bantuan dari Dinas Perkebunan dan Dinas Pertanian bisa bermanfaat terus meningkatkan produktivitas. Selain itu PPL diminta membantu mengevaluasi poktan penerima bantuan. Apakah terus meningkat atau malah sebaliknya. (kopi3)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini