Peserta Raker Kehumasan saat melihat langsung kandang sapi perah di Telaga Batu Arang (Foto: Jani Humas)
SANGATTA – Beberapa alumni beasiswa full PT Kaltim Prima Coal (KPC) kini merasakan maanfaatnya. Bagaimana tidak, mereka yang telah dikuliahkan oleh perusahaan tambang batu baru terbesar di Kaltim ini, diberdayakan untuk mengelola lahan pasca tambang. Bahkan ada yang sudah duduk di Manager, sebut saja Rangga.
Rangga adalah salah seorang dari alumni beasiswa full yang dikuliahkan KPC ke Institut Pertanian Bogor (IPB) dan kini telah menduduki sebagai Manager Pasca Tanbang dari Yayasan Sangatta Baru.
“Team dari Telaga Batu Arang (TBA) ini, mereka adalah anak lokal yang direkrut dan melalui seleksi dari KPC. Kemudian dikuliahkan ke IPB dengan beasiswa full. Begitu selesai kuliah mereka dikaryakan untuk mengelola beberapa project pasca tambang ,” ungkap Supervisor Post Mining Development Nugroho, saat mendapatkan kunjungan Humas Se-Kaltim dalam Raker yang diadakan di Kutim belum lama ini.

Kepada peserta Raker Kehumasan, Nugroho menjelaskan bahwa Rangga merupakan anak Ranpul dan saat ini diposisi Manager Pasca Tambang, dari Yayasan Sangatta Baru. Kemudian, Ardiansyah anak Sangatta Selatan yang dikuliahkan hingga S2 di IPB.
“Nutrisionis bidangnya, begitu selesai kembali ke Sangatta dan Dokter Eling dokter hewan, anak Sangatta (Lokal) yang mengikuti program beasiswa full KPC,” tutur Nugoroho.
Lebih jauh Nugroho menuturkan, KPC mendesain program pasca tambang itu sudah jauh-jauh hari sebelumnya. Bahkan, Sumber Daya Manusia (SDM) juga dipikirkan oleh KPC, yakni dengan memberdayakan anak-anak Lokal di Sangatta.
Untuk diketahui, Perusahaan tambang batu bara yang mulai aktif eksplorasi awal tahun 80-an dan melakukan pengapalan emas hitam di awal 90-an ini memanfaatkan lahan pasca tambang dengan memaksimalkan dua program sebagai percontohan. Pertama adalah membangun Pusat Peternakan Sapi Terpadu (Pesat) di lahan pasca tambang yang berada di area D2 Murung, jalan Poros Sangatta-Rantau Pulung. Area tersebut merupakan bagian dari dumping area Pit Surya yang mulai direklamasi pada 1998. Program ini seolah menjadi jawaban atas bahan pembicaraan miring di kalangan masyarakat, karena lahan pasca tambang biasanya kerap memakan korban jiwa. Termasuk menangkal omongan sebagian kalangan bahwa reklamasi lahan tak sepadan dengan eksplorasinya.
Pada arena lahan seluas kurang lebih 22 hektare ini, perusahaan mengembangkan peternakan sapi yang dilengkapi dengan lahan pengembalaan seluas 14 hektare. Selain itu juga masih ada area kebun rumput gajah seluas 2 hektare, embung air seluas 1 hektare dan fasilitas kandang yang tersambung dengan pengolahan kotoran sapi menjadi biogas. Pengembangan terbaru, Pesat KPC tak hanya digunakan untuk mengembang biakan sapi potong, namun belakangan juga digunakan untuk ternak sapi perah. (hms15)