Beranda Kutai Timur Intensifikasi dan Orientasi Pelayanan KB di Faskes untuk Turunkan Stunting

Intensifikasi dan Orientasi Pelayanan KB di Faskes untuk Turunkan Stunting

467 views
0

Teks : Momen Wakil Bupati saat memberikan sambutan pada Kegiatan Koordinasi Intensifikasi dan Orientasi Pelayanan KB. ( Fuji Pro Kutim)

SANGATTA- Saat menghadiri Koordinasi Intensifikasi dan Orientasi Pelayanan KB di Fasilitas Kesehatan, di Ruang Tempudau, Kantor Bupati Kutim, Senin (1/8/2022), dr Yuliani mewakili Kepala Perwakilan BKKBN Kaltim berharap pertemuan ini bisa mendukung target menurunkan Angka Kelahiran Total/ Total Fertility Rate (TFR), meningkatnya Angka Prevalensi Pemakaian Kontrasepsi Modern/Modern Contraceptive Prevalence Rate (mCPR). Menurunnya kebutuhan ber-KB yang tidak terpenuhi, meningkatkan layanan fasilitas kesehatan (Faskes).

“Diharapkan seluruh peserta dapat memahami dan melaksanakan apa yang disampaikan dalam pertemua. Sehingga nantinya dapat mendukung upaya menurunkan angka stunting,” jelasnya.

Mendukung upaya dimaksud, Yuliani menjelaskan bahwa saat ini Faskes yang melayani Kontrasepsi Jangka Panjang (MKCP) masih terbatas. Hal itu disebabkan belum banyaknya peningkatan tenaga dan fasilitas kesehatan yang mendukung program tersebut. Untuk itu dia berharap Kutim menjadi daerah yang bisa mendukung target tersebut.

“Perlu diketahui, program KB itu sangat berkorelasi pada program pencegahan stunting. Biasanya terjadinya kelahiran anak stunting, disebabkan karena perencanaan kelahiran yang tidak optimal,” tegasnya.

Perlu diketahui, awal 2021, Pemerintah Indonesia menargetkan angka stunting turun menjadi 14 persen di 2024. Untuk itu BKKBN siap bekerja keras untuk mencapai target menurunkan prevalensi stunting hingga 14 persen sebagaimana diamanatkan Presiden Jokowi. Dalam mengatasi stunting, BKKBN mengerahkan dukungan tenaga PKB/PLKB (Penyuluh Lapangan Keluarga Berencana) dan kader yang tersebar di seluruh Indonesia hingga tingkat Kabupaten/Kota.

PLKB nantinya akan menjalankan pendampingan kepada keluarga dan calon pasangan usia subur sebelum proses kehamilan. Misalnya, mendorong calon pengantin agar mau melakukan pemeriksaan sebelum menikah dan hamil. Selain tetap mengoptimalkan pelayanan melalui kader posyandu, BKKBN juga melakukan penanganan dari hulu ke hilir. Dimulai dari sebelum anak lahir, yakni saat para ibu atau pasangan usia subur merencanakan akan menikah, mereka harus dicek kesehatannya. Banyak perempuan Indonesia yang hamil dalam kondisi yang sebenarnya belum siap sehingga kemungkinan anaknya bisa stunting.

Kegiatan Koordinasi Intensifikasi dan Orientasi Pelayanan KB di Fasilitas Kesehatan di Kutim ini berlangsung selama dua hari 1-2 Agustus 2022. Melibatkan jajaran Dinkes, Diskominfo Perstik, IBI Kutim, Kodim 0909 Kutim, BKKBN, TP PKK Kutim. menghadirkan pengelola program KB Puskesmas Kecamatan, Pengelola KB Klinik hingga Rumah Sakit Umum maupun swasta. Serta para Penyuluh Lapangan Keluarga Berencana (PLKB) dan perwakilan perusahaan.

Kepala Bidang KB DPPKB Kutim Mustika sebelumnya menjelaskan, peserta akan diberi paparan tentang peningkatan pelayanan KB I rumah sakit untuk menyiapkan generasi bebas stunting, disampaikan Pogi Kutim dr Rahmat. Berikutnya materi tentang integrasi KIA dan KB di faskes terhadap PUS resiko stunting dari Dinkes Kutim. Terakhir paparan tentang sistem pencatatan dan pelaporan pelayanan KB serta Alkon dari Kepala Bidang KB DPPKB Kutim Mustika.

“Kami berharap kegiatan ini dapat meningkatkan jumlah faskes, jaringan dan jejaring yang memberikan palayanan KB. Meningkatkan kapasitas tenaga kesehatan pemberi pelayanan kontrasepsi, meningkatkan cakupan pelayanan KB di Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama (FKPT), Praktik Mandiri Bidang (PMB), jaringan dan jejaring. Serta peningkatan cakupan pelayanan KB pascapersalinan,” tutup Mustika. (kopi3)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here