SANGATTA SELATAN – Suasana di Kantor Desa Sangatta Selatan, Kecamatan Sangatta Selatan pagi itu lebih hidup dari biasanya. Di hadapan ratusan pasang mata warga desa, deretan sepeda motor baru terparkir rapi. Tak jauh dari sana, mesin-mesin perontok gabah berdiri tegak, seolah menanti untuk segera bekerja di ladang-ladang petani. Hari itu, Pemerintah Kabupaten Kutai Timur (Pemkab Kutim) kembali menegaskan komitmennya hadir hingga ke tingkat paling bawah.
Bupati Kutim H Ardiansyah Sulaiman, secara simbolis menyerahkan 46 unit sepeda motor kepada para Ketua RT dari tiga desa di Sangatta Selatan. Tak hanya itu, sepuluh kelompok tani juga menerima bantuan mesin perontok gabah sebagai upaya meningkatkan efisiensi panen. Acara tersebut turut dihadiri Wakil Bupati H. Mahyunadi, unsur Forkopimda, sejumlah Kepala Perangkat Daerah, Camat Sangatta Selatan Abbas, kepala desa, hingga ratusan warga.

Ketua DPRD Kutim Jimmi, menyambut baik langkah Pemkab ini. Ia menyebut bahwa bantuan ini bukan sekadar pengadaan sarana, melainkan bukti nyata komitmen pemerintah dalam memperkuat fondasi pelayanan publik dari bawah.
“Ini bentuk nyata perhatian Pemkab terhadap RT yang merupakan ujung tombak layanan langsung ke masyarakat. Juga terhadap petani, yang menjadi kekuatan ekonomi desa,” ujar Jimi.
Pemberian sepeda motor bagi Ketua RT bukan hanya sekadar simbol. Di daerah yang terbentang luas seperti Kutim, mobilitas menjadi tantangan tersendiri bagi pelayan masyarakat tingkat RT. Sepeda motor ini diharapkan memudahkan RT dalam menjangkau warganya—dari distribusi bantuan, penanganan laporan, hingga koordinasi lintas sektor.
Sementara bagi kelompok tani, mesin perontok gabah adalah napas baru bagi produktivitas. Teknologi sederhana ini mampu memangkas waktu dan tenaga saat musim panen, mengurangi ketergantungan pada metode manual yang lambat dan melelahkan. Maklumlah Sangatta Selatan juga dikenal sebagai salah satu sentra padi potensial. Efisiensi pascapanen menjadi isu krusial dalam meningkatkan kualitas dan kuantitas hasil panen.

Bupati Kutim H Ardiansyah menegaskan, pemerintah tidak boleh hanya hadir di kota. Wilayah pinggiran, desa-desa, dan kampung terpencil adalah titik strategis yang wajib disentuh pembangunan.
“Kami ingin memastikan bahwa roda pemerintahan berjalan sampai ke tingkat paling dasar. Itu sebabnya, kami fasilitasi RT sebagai garda terdepan. Juga kelompok tani, karena tanpa mereka kita kehilangan ketahanan pangan lokal,” kata Ardiansyah.
Program ini tak hanya menjadi catatan positif bagi Pemkab Kutim, tetapi juga membuka ruang dialog tentang bagaimana dukungan teknis dan operasional bisa terus diperluas di desa. Kebutuhan akan sarana transportasi, alat pertanian, dan pelatihan menjadi agenda jangka panjang yang perlu sinergi banyak pihak.
Dengan distribusi sepeda motor untuk RT dan mesin perontok bagi petani, Pemkab Kutim tampaknya tengah menata ulang wajah layanan publik. Dari yang formal dan birokratis, menjadi lincah, langsung, dan menyentuh akar rumput. (kopi3)